STRATIFIKASI SOSIAL
Dalam kebudayaan masyarakay kita menjumpai berbagai pernyataan yang menyatakan persamaan manusia. Di bidang hukum misalnya, kita mengenal anggapan bahwa di hadapan hukum semua orang adalah sama, pernyataan serupa kita jumpai pula di bidang agama. Dalam adat Minangkabau kita mengenal ungkapan “tagok sama tinggi, duduk samo rendah” yang berarti bahwa setiap orang dianggap sama. Namun dalm kenyataan sehari – hari kita mengalami adanya ketidaksamaan. Dalam kutipan dari buku Mosca tersebut di atas, misalnya, kita melihat bahwa dalam semua masyarakat dijumpai ketidaksamaan di bidang kekuasaan, sebagian anggota masyarakat mempunyai kekuasaan, sedangkan sisanya dikuasai. Kita pun mengetahui bahwa anggota masyarakat dibeda – bedakan berdasarkan kriteria lain, misalnya, berdasarkan kekayaan dan penghasilan, atau berdasarkan prestise dalam masyarakat. Pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya dalam sosiologi dinamakan stratifikasi sosial (sosial stratification).
Suatu bentuk dari stratifikasi berdasarkan perolehan ialah stratifikasi usia (age stratification). Dalam sistem ini anggota masyarakat yang berusai lebih muda mempunyai hak dan kewajiban berbeda dengan anggota masyarakat yang lebih tua. Dalam hukum adat masyarakat tertentu misalnya, anak sulung memperoleh prioritas dalam pewarisan harta arau kekuasaan. Elizabeth, puteri sulung Raja Inggris George mewarisi tahta Kerajaan Inggris tatkala ayahnya meninggal dunia pada tahun 1952, setelah Kaisar Jepang Hirohito meninggal dunia tahta kekaisaran Jepang diwarisi putera sulungnya, Putera Akihito.
Asas senioritas yang dijumpai dalam stratifikasi berdasarkan usia ini dijumpai pula dalam bidang pekerjaan. Dalam berbagai organisasi moderen, misalnya kita sering melihat adanya hubungan erat antara usia karyawan dengan pangkat mereka dalam berorganisasiatau persamaan usia antara karyawan yang memangku jabatan yang sama. Ini disebabkan karena dalam organisasi tersebut pada asasnya karyawan hanya dapat memperoleh kenaikkan pangkat setelah berselang suatu jangka tertentu, misalnya dua tahun atau empat tahun karena jabatan – jabatan dalam organisasi hanya dapat dipangku oleh karyawan yang telah mencapai suatu pangkat minimal tertentu, dan karena dalam hal terdapat suatu lowongan jabatan baru, karyawan yang dipertimbangkan untuk mengisinya ialah mereka yang dianggap paling senior.
Stratifikasi jenis kelamin (sex stratification) pun berdasarkan pada faktor perolehan, sejak lahir pria dan wanita memperoleh hak dan kewajiban yang berbeda, dan perbedaan tersebut sering mengarah ke suatu hirarki. Dalam banyak masyarakat, status pria lebih tinggi dari pada wanita. Pria sering memperoleh pendidikan formal lebih tinggi dari pada wanita. Partisipasi wanita dalam dunia kerja relatif terbatas, dan dibandingkan dengan pria para pekerja wanita pun relatif lebih banyak terdapat di strata yang rendah.
Ada pula stratifikasi yang didasarkan atas hubungan kekerabatan. Perbedaa hak dan kewajiban antara anak, ayah, ibu, paman, kakek dan sebagainya sering mengarah ke suatu hirarki. Ada pula stratifikasi yang didasarka atas keanggotaan dalam kelompok tertentu, seperti stratifikasi keagamaan (religious stratification), stratifikasi etnis (ethnic stratification) atau stratifikasi ras (racial stratification).
Di samping dibeda – bedakan berdasarkan status, anggota masyarakat dibedakan pula berdasarkan status yang diraihnya, sehingga menghasilkan berbagai jenis stratifikasi. Salah satunya ialah stratifikasi pendidikan (educational stratification). Hak dan kewajiban warga masyarakat sering dibeda – bedakan atas dasar tingkat pendidikan formal yang berhasil mereka raih.
Sistem stratifikasi lain yang serinh kita jumpai di kehidupan sehari – hari ialah stratifikasi pekerjaan (occupational stratification). Di bidang pekerjaan moderen kita mengenal berbagai klasifikasi yang mencerminkan stratifikasi pekerjaan, seperti misalnya pembedaan antara manejer serta tenaga eksekutif dan tenaga administratif, antara dosen, rektor, dan guru besar. Antara tamtama, bintara, perwira pertama, menengah dan tinggi.
Stratifikasi ekonomi (economic stratification). Dalam kaitan ini kita mengenal, antara lain pembedaan warga masyarakat berdasarkan penghasilan dan kekayaan mereka menjadi kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah. Di kalangan pertanian pedesaan kita menjumpai pembedan antara petani pemilik tanah dan buruh tani.
SISTEM STRATIFIKASI TERTUTUP DAN TERBUKA
Ap ciri – ciri yang menbedakan sistem stratifikasi berdasarkan perolehan dengan stratifikasi berdsarkan raihan ? J. Milton Yinger mencoba merumuskan empat kriteria untuk menbedakan sistem kelas, sistem kasta, dan sistem mayoritas-minoritas. Kriteria yang diajukan Yinger terdiri atas keanggotaan berdasarkan kelahiran, endogami, dukungan institusi bagi perlakukan berbeda. Suatu sistem kasta ditandai oleh keanggotaan melalui kelahiran, endogami, kecenderungan dukungan institusi bagi perlakuan berbeda, dan kecenderungan peneriman status oleh kelompok yang lebih rendah.
Sistem minoritas dan mayoritas pun masih ditandai kecenderungan untuk menerima keanggotaan melalui kelahiran, endogami, dukungan institusi bagi perlakuan bereda dan penerimaan status rendah oleh kelompok yang lebih rendah, namun kecenderungan – kecenderungan tersebut lebih lemah dari pada sistem kasta.
Dalam sosiologi kita mengenal pembedaan antara stratifikasi tertutup dan stratifikasi terbuka. Keterbukaan suatu sistem stratifkasi diukur dari mudah tidaknya dan sering tidaknya seseorang yang mempunyai status tertentu memperoleh status dalam strata yang lebih tinggi. Suatu sistem stratifikasi dinamakan tertutup sama sekali manakala setiap anggota masyarakat tetap berada pada status yang sama dengan orang tuanya, dan dinamakan terbuka sama sekali manakala setiap anggota masyarakat menduduki status berbeda dengan status orang tuanya ( dapat lebih tinggi ataupun lebih rendah ). Di sini pun kenyataan empiris berada diantara kedua kutub tersebut. Tidak ada masyarakat yang stratifikasinya terbuka sama sekali ataupun tertutup sama sekali. Yinger memperkirakan bahwa dalam masyarakat – masyarakat yang paling terbuka yaitu masyarakat industri moderen, hanya sepertiga anggota yang statusnya lebih tingi atau lebih rendah dari pada status orang tuanya.
MOBILITAS SOSIAL
Dalam sosiologi mobilitas sosial berarti perpindahan status dalam stratifikasi sosial. Mobilitas vertikal mengacu pada mobilitas ke atas atau ke bawah dalam stratifikasi sosial, ada yang dinamakan lateral mobility yang mengacu pada perpindahan geografis antara lingkungan setempat, kota dan wilayah.
JUMLAH LAPISAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Berapakah jumlah lapisan sosial ( strata ) yang terdapat ada dalam suatu sistem stratifikasi ?. di kalangan para ahki sosiologi kita menjumpai keanekaragaman dalam penentuan jumlah lapisan sosial. Ada yang merasa cukup dengan klasifikasi dalm dua lapisan. Marx misalnya, menbedaka antara kelas borjuis dan proletar. Mosca membedakan antara kelas yang berkuasa dan kelas yang dikuasai.banyak para ahli sosologi membedakan antara kaum elite dan massa, antara orang kaya dan orang miskin.
Sejumlah ilmuan sosial membedakan antara tiga lapisan atau lebih.
STRATIFIKASI MENCAKUP DIMENSI APA SAJA ?
Dimensi menurut Weber digunaka orang untuk membeda – bedakan anggota masyarakat ialah dimensi kehormatan. Menurut Weber manusia dikelompokkan dalam kelompok – kelompok status ( status group ) yang menurutnya laksana komunitas yang tak berbentuk. Kelompok status merupakan orang – orang yang berada dalam situasi status ( status situation) yang sama, yaitu orang – orang yang peluang hidup atau nasibnya ditemtukan oleh ukuran kehormatan tertentu.
KELAS SOSIAL
Konsep kelas merupakan suatu konsep yang sudah lama digunakan dalam ilmu – ilmu sosial. Makna yang diberikan pada konsep tersebut bereda – beda. Para ilmuan sosial masa kini mendefinisikan konsep kelas yang mengagggap sistem kelas sebagai tipe stratifikasi terpenting dalam masyrakat Barat masa kini, mendefinisikan kelas sebagai “ a type of stratification in which one’s general position in society is basically determined by economic criteria”. Dari perumusan ini nampak bahwa konsep kelas dikaitkan dengan posisi seseorang dalam masyarakat berdasarkan kriteria ekonomi.
MENGAPA TERDAPAT STRATIFIKASI ?
Sejumlah ahki sosiologi melihat bahwa stratifikasi timbul karena dalam masyarakat berkembang pembagian kerja yang memungkinkan perbedaan kekayaan, kekuasaan dan prestise. Kekayaan, kekuasaan dan prestise tersebut jumlahnya sangat terbatas sehingga sejumlah besar anggota masyarakat bersaing dan bahkan terlibat dalam konflik untuk memilikinya. Anggota masyarakat yang tidak memilki kekuasaan, kekayaan dan prestise berusaha memperolehnya, sedangkan anggota masyarakat yang tidak memilkinya berusaha untuk mempertahankannya dan bahkan memperluasnya.
CARA MEMPELAJARI STRATIFIKASI SOSIAL
Menurut Zanden dalam sosiologi digunakan tiaga pendekatan berlainan untuk mempelajari stratifikasi sosial.
Pendekatan pertama yaitu pendekatan objektif dinamakan demikian karena menggunakan ukuran objektif berupa variabel yang mudah diukur secara statistik seperto pendidikan, pekerjaan atau penghasilan. Dengan memakai pendekatan objektif ini seorang ilmuan sosial dapat menciptakan kategori statistik sendiri. Misalnya membagi masyarakat dalam lapisan masyarakat berpendidikan dasar, menegah dan tinggi.
Pendekatan subjektif merupakan pendekatan yang menurut Zanden melihat kelas sebagai suatu kategori sosial, sehingga ditandai oleh kesadaran jenis. Stratifikasi menurut pendekatan subjektif ini disusun dengan meminta pada respon survei untuk menilai status sendiri dengan jalan menempatkan diri pada suatu skala kelas, misalnya kelas atas, kelas menegah, kelas bawah. Data yang terkumpul memberikan gambaran subjektif mengenai startifikasi.
Dalam pendekatan ketiga, pendekatan reputational. Para subjek penelitian diminta menilai status orang lain dengan jalan menempatkan orang lain tersebut pada suatu skala tertentu. Menurut Zanden, di sini kelas dipandang sebagai suatu kelompok soaial yang ditadai oleh kesadaran kelompok dan interaksi antar anggota. Dengan cara ini antara lain dapat disusun suatu skala prestise pekerjaan ( occupational prestige scale ) yang memperlihatkan peringkat prestise suatu pekerjaan tertentu dalam suatu komoditas.
APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGURANGI KETIDAKSAMAAN ?
Untuk mengurangi ketidaksamaan dalam masyarakat pemerintah berbagai negara menerapkan berbagai program. Dalam masyarakay kita pun terdapat berbagai usaha untuk membantu anggota masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok mereka. Kita mengenal antara lain, berbagai program Pemerintah seperti, program pembangunan perumahan rakyat murah bagi anggota masyarakat berpenghasilan rendah, program – program kredit mahasiswa, beasiswa dan pembeasan SPP bagi siswa atau mahasiswa yang tidak mampu, pemberian subsidi kepada sekolah swasta, penyediaan sarana kesehatan murah seperti PUSKESMAS, POSYANDU dan program obat generik, proyek penyediaan air minum dan listrik bagi masyarkat desa, pemberian subsisdi menekan hrga bahan bakar dan minyak, sistm pajak yang membebaskan anggota masyarakat berpenghasilan rendah dari beban pajak dan membebani anggota masyarakay berpenghasilan tinggi dengan pajakyang semakin berat dan sebagainya.
Beberapa masyarakat bahkan berusaha mengurangi ketidaksamaan dalam masyarakat dengan jalan membatasi perbedaan antarindividu. Usaha membatasi perbedaan antarindividu ini sering dimulai sejak lahir karena disadari bahwa keluarga merupakan sumber utama ketidaksamaa sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar