Senin, 16 November 2009

pengantar bisnis

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PENGERTIAN Kata ‘’produksi’’ sering digunakan dalam istilah membuat sesuatu menjadi sesuatu. Dalam istilah yang lebih luas dan lebih fundamental, produksi dapat diartikan sebagai berikut : Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa. Dengan demikian perusahaan bisnis dapat diartikan sebagai berikut : Perusahaan bisnis adalah sebuah organisasi/lembaga yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk pemilik. Pada pokoknya, produktivitas ini dapat didefinisikan sebagai berikut : Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut. PRODUKSI Jadi, tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan tersebut adalah : Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur. Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka penndek. SISTEM PRODUKSI MANUFAKTUR Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain sistem produksi adalah tentang : 1. Disain produksi dari barang yang diproses 2. Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya 3. Disain tugas 4. Lokasi dari fasilitas produksi 5. Layout dari fasilitas tersebut Keputusan-keputusan yang komplek tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara : (1) sifat dari proses tersebut, (2) jangka waktu produksi, dan (3) sifat produk yang diproses. 1. Sifat Proses Produksi Penggolongan proses produksi menurut sifat ini akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam yaakni : a. Proses ekstraktif Proses ekstraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam. b. Proses analitik Proses anallitik adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya. c. Proses fabrikasi Proses fabrikasi atau kadang-kadang juga disebut proses pengubahan adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. d. Proses sintetik Proses sintetik menunjukkan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk. 2. Jangka Waktu Produksi Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dalam mana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini, proses produksi digolongkan menjadii 2 macam, yakni : a. Proses terus-menerus (continuous process) Istilah proses terus-menerus digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai. Jadi, proses terus-menerus ini juga terdapat didalam industri-industri yang hanya mempunyai satu saat operasi (satu shift) yaitu pada pagi sampai sore hari, sedangkan malam hari tidak beroperasi. b. Proses terputus-putus (intermittent process) Istilah proses terputus-putus ini terdapat dalam keadaan manufaktur di mana mesin-mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda. 3. Sifat Produk Proses produksi yang lain dapat ditentukan menurut sifat produknya, jadi melibatkkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini, proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu : (a) produksi standard, dan (b) produksi pesanan. a. Produksi standard Produksi barang-barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standard. Sebagai contoh produksi standard ini adalah produksi televisi, almari es, sikat gigi, dan sebagainya. Penggunaan produksi standard ini memerlukan sejumlah modal yang besar untuk : 1. Memelihara sejumlah persediaan 2. Menyediakan fasilitas penyimpanan yang memadai 3. Menanggung resiko kemungkinan turunnya harga pasar, kebakarran, pencurian, dan sebagainya. b. Produksi pesanan Produksi pesanan ini muncul atau digunakan bilamana para pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan kemampuan produksinya sangat terbatas. KEGIATAN PRODUKSI GAMBARAN SEKILAS Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produknya, dan kemampuan sistem tersebut. Dalam hal ini, masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah : * Perencanaan poduksi * Organisasi produksi * Pengendalian produksi * Pemeliharaan produksi * Pengawasan dan pemeriksaan kualitas PERENCANAAN PRODUKSI Fungsi produksi adalah menciptakan barang dan/atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Karena itu, agar fungsi produksi dapat berperan dengan baik perencanaan produksi merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan. Perencanaan produksi meliputi keputusan-keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi : * Jenis barang yang akan dibuat * Jumlah barang yang akan dibuat * Cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai) Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas 4 tahap, yaitu : * Tahap pertama, penentuan disain awal yang berupa disain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. * Tahap kedua, penentuan disain barang yang tepat. * Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai. * Tahap keempat pembuatan, merupakan usaha memoddifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas dan mesin/peralatan yang tersedia. ORGANISASI PRODUKSI Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada bagian produksi. Di dalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli dalam perencanaan, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam proses produksi. PENGENDALIAN PRODUKSI Pengendalian produksi merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoodinir semua elemen proses produktif (pekerja, mesin, peralatan, dann material) kedalam suatu aliran di mana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. Pembahasan masalah pengendalian produksi ini akan dibatasi pada (a) jenis pengendalian produksi, (b) tahap-tahap dalam pengendalian produksi, dan (c) alat manajemen yang dikenal sebagai Program Evaluation and Review Technique (P.E.R.T). a. Jenis-jenis pengendalian produksi Ada dua macam pengendalian produksi, yaitu order control dan flow control. * Order control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya. * Flow control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk persediaan dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari tempat persediaan begitu pesanan pembeli diterima. b. Tahap-tahap dalam pengendalian produksi Tahap-tahap atau fungsi-fungsi dalam pengendalian produksi ada empat, yaitu : * Perencanaan Jika pesanan pembeli atau pesanan untuk persediaan pada perusahaan telah diterima oleh bagian perencanaan produksi, maka pesanan tersebut dapat dipecah-pecah ke dalam beberapa bagian. * Routing Routing merupakan suatu usaha untuk menentukan urut-urutan dari proses dan alat-alat yang digunakan dalam proses produksi. c. Scheduling Scheduling merupakan suatu usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan. * Dispatching Dispatching merupakan ssurat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi. Dispatching sheet tersebut memuat beberapa hal tentang pembuatan barang seperti : 1. Barang apa yang harus dibuat dan jumlahnya. 2. Disain, ukuran dan bahan yang akan dipakai. 3. Mesin dan peralatan yang harus dipakai. 4. Petugas yang harus mengerjakan. 5. Kapan harus dimulai dan selesai. 6. Kepada siapa barang tersebut dijual. ANALISIS JARINGAN KERJA : METODE JALUR KRITIS DAN PERT Analisis jaringan kerja adalah tehnik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah. Tehnik semacam ini berguna terutama untuk menggambarkan elemen-elemen dalam situasi yang kompleks untuk bertujuan mendisain, merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengambil keputusan. Konsep dasar itu, adalah sebagai berikut : 1. Jaringan kerja (network) Jaringan kerja merupakan satu seri aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang dan jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan aktivitas adalah kegiatan untuk menyelesaikan suatu bagian dari pekerjaan yang membutuhkan satu waktu tertentu.. 2. Jalur Kritis Jalur kritis adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Jalur kritis ini perlu mendapatkan perhatian serius mengingat beberapa hal berikut : 1. Jalur kritis menyoroti aktivitas-aktivitas yang harus (dapat) dilakukan dengan cepat, bilamana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek. 2. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan. 3. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis. AKTIVITAS SEMU Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian pada setiap penyusunan diagram jaringan kerja adalah aktivitas semu. Yang dimaksud dengan aktivitas semu adalah suatu aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semacam ini menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dahulu dengan dua event berikutnya meskipun tidak saling bergantung satu sama lain. KETERBATASAN-KETERBATASAN METODE JALUR KRITIS (MJK) Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah : 1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktiviitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu. 2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistik dalam menentukan perkiraan waktu. 3. MJK merupakan model perencanaan statik dan bukannya alat kontrol yang dinamik. PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE Kenyataan menunjukkan bahwa kehidupan sehari-hari selalu bersifat dinamik. Sehingga dengan demikian, sebagaimana telah berkali-kali disebutkan di muka keadaan masa yang akan datang tidak menentu. Untuk mengatasi keterbatasan yang telah disebutkan diatas, diciptakan satu model, sebagai perubahan konsep MJK dengan memasukkan beberapa hal seperti : 1. Teori probabilitas yang berguna untuk memperhitungkan ketidakpastian masa yang akan datang. 2. Gagasan analisis statistik untuk memperkirakan standard penyimpanan waktu penyelesaian keseluruhan pekerjaan. 3. Membuat model yang baru sebagai alat kontrol yang dinamik. Didalam PERT ini digunakan 3 macam perkiraan waktu yaitu : * Waktu yang paling optimis * Waktu yang paling pesimis * Waktu normal PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi. Perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu. Kata cukup di sini tidak berarti bahwa persediaan bahan baku harus dalam jumlah besar. Persediaan dalam jumlah yang besar mengandung banyak resiko seperti : 1. Resiko hilang dan rusak 2. Biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi 3. Resiko usang 4. Uang yang tertanam dipersediaan terlalu besar. PEMELIHARAAN PERALATAN Dibidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dari perbaikan peralatan sangat memegang peranan. Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain : 1. Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehungga meenyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal. 2. Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi. 3. Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan. 4. Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat. 5. Mmenimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji. ORGANISASI PEMELIHARAAN PERALATAN a. Di desentrralisir menurut pusat biaya atau departemen. Keuntungan-keuntungan cara desentralisasi antara lain : * Tenaga mekanik akan mengerti betul penggunaan dan karekteristik alat-alat yang harus mereka pakai. * Mempermudah pimpinan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang harus cepat selesai. * Kontrol pemeliharaan dapat lebih ditingkatkan, sehingga perbaikan-perbaikan besar dapat lebih diperkecil. Sedangkan kelemahan adalah : * Fleksibilitas sangat rendah * Terdapatnya duplikasi tenaga kerja b. Sentrallisasi Keuntungan-keuntungan cara ini adalah : * Tidak terdapat duplikasi alat-alat, tenagan kerja dan persediaan suku cadang. * Fleksibilitas yang tinggi Kelemahaannya antara lain : * Memerlukan tenaga kerja yang dapat menangani berbagai bidang atau memerlukan tenaga spesialisasi cukup banyak. * Memerlukan perencanaan * Sulit untuk menetapkan pembagian tugas dengan baik. * Beban pekerjaan bagian pemeliharaan semakin berat. PENGAWASAN KUALIRAS DAN INSPEKSI Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas yaitu : 1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar. 2. Tahap penentuan disain tehnis untuk mencapai target tuntutan pasar. 3. Tahap pembuatan 4. Tahap penggunaan di lapangan PENGAWASAAN KUALITAS DI DALAM PRODUKSI Inspeksi merupakan penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik kualitas dan memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan, pada tahap ini tindakan perbaikan belum dilaksanakan. BAGAN PENGAWASAN Pada dasarnya, penyimpanan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi dalam 2 kategori : 1. Penyimpanan-penyimpanan yang tidak dapat ditentukan 2. Penyimpanan-penyimpanan yang dapat ditentukkan LOKASI DAN LAYOUT PABRIK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN LOKOASI PABRIK Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat untuk pabrik baru, yaitu : * Dekat dengan pasar. * Dekat dengan bahan baku. * Ongkos transport. * Penyediaan tenaga karja. * Penyediaan sumber tenaga/energi. * Lingkungan sekitar. * Iklim. CARA PENENTUAN LOKASI PABRIK a. Cara kualitatif Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu cukup mangadakan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap memegang peranan pada setiap alternatif lokasi b. Cara kuantitatif 1. Cara yang sederhana Cara sederhana ini merupakan usaha mengkuantifikasi hasil analisis kualitatif yang telah dilakukan, dengan cara memberikan SCORE pada masing-masing kriteria. 2. Cara yang kompleks Cara ini menggunakan rumus-rumus metematika dan menggunakan model tertentu, yang banyak digunakan dalam OPERATION RESEARCH. LAYOUT FASILITAS PRODUKSI Layout fasilitas produksi adalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan di dalam produksi. Adapun tujuan pokok dari layout pabrik ini adalah : * Untuk meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan. * Untuk mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan. * Untuk mendapatkan penggunaan ruang yang efisien baik bagi karyawan maupun untuk penyimpanan. * Untuk melakukan pekerjaan yang efisien. * Untuk memudahkan pengawasan pekerjaan bagi maandor. Dalam hal ini, layout dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (1) process layout dan (2) product layout. 1. Process layout merupakan penyusunan fasilitas produksi dimana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat yang tertentu. 2. Product layout merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar